image

Insomnia : penyakit yang menghantui Gen-Z dan jadi momok bagi banyak pekerja

Insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk tertidur, sering terbangun di malam hari, atau bangun terlalu dini dan tidak bisa kembali tidur. Masalah ini bisa berlangsung sementara (insomnia akut) atau berkelanjutan dalam jangka waktu lama (insomnia kronis). Gangguan tidur ini bisa berdampak buruk pada kualitas hidup dan kesehatan seseorang.

Artikel ini akan membahas penyebab insomnia, dampaknya bagi kesehatan, serta cara mengatasinya.

Apa Itu Insomnia?

DSM IV: Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition (DSM IV), insomnia adalah kesulitan individu dalam memulai, mempertahankan, dan merasakan kualitas tidur yang buruk.

Insomnia adalah gangguan tidur yang menyebabkan seseorang tidak bisa mendapatkan tidur yang cukup atau berkualitas, meskipun ada kesempatan untuk tidur. Insomnia bisa dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa, terutama mereka yang berusia lanjut.

Gejala insomnia meliputi:

  • Sulit untuk tidur pada malam hari
  • Sering terbangun di malam hari dan kesulitan untuk kembali tidur
  • Bangun terlalu pagi dan merasa belum cukup tidur
  • Merasa lelah atau mengantuk pada siang hari
  • Sulit berkonsentrasi dan mudah marah karena kurang tidur

Penyebab Insomnia

Insomnia bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat fisik, psikologis, maupun lingkungan. Beberapa penyebab umum insomnia meliputi:

  1. Stres: Masalah pribadi, pekerjaan, keuangan, atau hubungan sosial bisa memicu stres, yang berujung pada gangguan tidur.
  2. Kecemasan atau Depresi: Gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi dapat menyebabkan pola tidur yang terganggu.
  3. Kebiasaan Tidur yang Buruk: Tidur tidak teratur, menggunakan gadget sebelum tidur, atau tidur di lingkungan yang tidak nyaman dapat mengganggu siklus tidur alami.
  4. Kondisi Medis: Penyakit tertentu seperti nyeri kronis, asma, atau gangguan pernapasan lainnya bisa membuat tidur menjadi sulit.
  5. Penggunaan Obat-obatan: Beberapa obat, terutama obat untuk penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau depresi, bisa menyebabkan insomnia sebagai efek samping.
  6. Konsumsi Kafein, Nikotin, dan Alkohol: Zat stimulan seperti kafein dan nikotin bisa membuat seseorang sulit tidur. Meskipun alkohol bisa membuat seseorang cepat tertidur, alkohol juga bisa mengganggu kualitas tidur.
  7. Perubahan Lingkungan atau Jadwal: Perubahan besar dalam rutinitas sehari-hari, seperti pindah tempat tinggal atau perubahan jam kerja (shift), dapat mengacaukan siklus tidur.

Seberapa umumkah insomnia?

Sebuah studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa 27% pasien yang mengikuti survey menyatakan “kesulitan tidur’. Kondisi ini juga lebih banyak terjadi pada pasien perempuan daripada pasien laki-laki. 

perempuan cenderung lebih sensitif terhadap perubahan, sehingga lebih rentan mengalami kecemasan dan depresi. Kedua kondisi tersebut adalah masalah kesehatan yang dapat memicu insomnia.

Diperkirakan sekitar 10-30% populasi dunia mengalami insomnia dalam berbagai tingkat keparahan, dengan kasus insomnia kronis dialami oleh sekitar 10% orang dewasa. Di Indonesia, insomnia juga menjadi masalah kesehatan yang umum, terutama di kalangan pemuda.

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sekitar 10% penduduk Indonesia mengalami insomnia. Beberapa studi dan survei yang lebih kecil menunjukkan bahwa prevalensi insomnia pada kalangan pemuda, terutama di perkotaan, bisa lebih tinggi, mencapai sekitar 20-30%. Faktor-faktor seperti stres, penggunaan teknologi hingga larut malam, dan gaya hidup yang tidak teratur berkontribusi pada tingginya angka ini.

Walaupun demikian, insomnia dapat terjadi pada individu dari berbagai kelompok usia. Namun, risiko ini semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Untuk mengatasinya, penting untuk mengurangi faktor risiko yang mungkin Anda miliki.

Dampak Insomnia bagi Kesehatan

Tidur adalah komponen penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Jika insomnia terjadi secara berkelanjutan, dampak negatifnya bisa signifikan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Beberapa dampak insomnia bagi kesehatan meliputi:

  1. Kelelahan dan Gangguan Konsentrasi: Kurangnya tidur menyebabkan kelelahan sepanjang hari dan mempengaruhi kemampuan untuk berkonsentrasi serta menyelesaikan tugas.
  2. Penurunan Kualitas Hidup: Insomnia jangka panjang bisa menurunkan kualitas hidup seseorang, baik dalam hal kesehatan fisik maupun kesejahteraan emosional.
  3. Meningkatkan Risiko Penyakit: Kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas, dan gangguan imun.
  4. Masalah Psikologis: Insomnia dapat memperburuk kondisi kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi, serta memicu gangguan suasana hati.
  5. Menurunkan Produktivitas: Kelelahan yang terus-menerus akibat kurang tidur bisa mengurangi produktivitas di tempat kerja atau sekolah.

Cara Mengatasi Insomnia

Untuk mengatasi insomnia, diperlukan pendekatan yang komprehensif, yang meliputi perubahan gaya hidup dan kebiasaan tidur, serta pengelolaan stres. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu:

  1. Menerapkan Kebiasaan Tidur yang Sehat (Sleep Hygiene):
    • Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk di akhir pekan.
    • Ciptakan rutinitas sebelum tidur yang santai, seperti membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan.
    • Hindari penggunaan gadget, TV, atau ponsel setidaknya 30 menit sebelum tidur.
    • Pastikan kamar tidur nyaman, gelap, dan tenang.
  2. Batasi Konsumsi Kafein dan Nikotin: Hindari minuman berkafein atau merokok beberapa jam sebelum tidur, karena kedua zat ini bersifat stimulan yang dapat mengganggu tidur.
  3. Kelola Stres: Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga untuk membantu meredakan stres sebelum tidur. Terapi kognitif-perilaku (CBT) juga sering direkomendasikan untuk mengatasi insomnia yang terkait dengan stres atau kecemasan.
  4. Hindari Tidur Siang yang Berlebihan: Jika Anda sulit tidur di malam hari, batasi waktu tidur siang agar tidak mengganggu ritme tidur di malam hari.
  5. Aktif Berolahraga: Olahraga teratur membantu mengatur pola tidur, tetapi hindari olahraga berat dekat dengan waktu tidur karena bisa membuat tubuh terlalu terjaga.
  6. Batasi Konsumsi Makanan dan Minuman Sebelum Tidur: Hindari makan berat atau minum terlalu banyak air sebelum tidur untuk mencegah gangguan tidur akibat rasa tidak nyaman atau sering buang air kecil di malam hari.
  7. Pertimbangkan Bantuan Medis: Jika insomnia Anda berlanjut dan tidak membaik dengan perubahan gaya hidup, konsultasikan dengan dokter. Mereka dapat merekomendasikan terapi, obat tidur sementara, atau merujuk Anda ke spesialis tidur.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika insomnia berlangsung lebih dari tiga minggu, atau mulai mengganggu aktivitas harian, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Insomnia kronis bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius dan memerlukan penanganan lebih lanjut.

Kesimpulan

Insomnia adalah gangguan tidur yang umum namun dapat memiliki dampak yang serius jika tidak ditangani. Penyebabnya bervariasi, mulai dari stres, kecemasan, hingga kebiasaan tidur yang buruk. Untuk mengatasi insomnia, penting untuk menerapkan kebiasaan tidur yang sehat, mengelola stres, serta menjaga rutinitas tidur yang konsisten. Jika insomnia berlanjut, mencari bantuan medis bisa menjadi langkah penting dalam mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas.

 

Tags: No tags

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *